MAKALAH AGROINDUTRI PERKEBUNAN ( TANAMAN LADA )



BIJI LADA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Semoga bermanfaat untuk Murid-murid, siswa-siswa, Mahasiswa, dan semua orang yang membutuhkannya 😁🤞

HALAMAN JUDUL

MAKALAH AGROINDUSTRI PERKEBUNAN
    TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)



Description: LOGO BARU acc


OLEH:
MITHA GAYATRI
16 22 060 487

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak hingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunianya serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini berjudul MAKALAH AGROINDUSTRI PERKEBUNAN pada tanaman LADA(Piper nigrum L.)bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura semester VI. Demikian makalah ini telah penulis selesaikan ,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mandalle, 18 Februari 2019

Penulis



DAFTAR ISI



A.     TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)
C.     PENGOLAHAN TANAMAN TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)
D.     MANFAAT DAN KANDUNGAN GIZI PADA TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)









BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting diantara rempah-rempah lainnya (King of Spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan devisa negara maupun dari segi kegunaannya yang sangat khas dan tidak dapat digantikan dengan rempah lainnya.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Pasokan lada Indonesia dalam perdagangan dunia dipenuhi dari Provinsi Bangka Belitung yaitu Lada Putih dengan sebutan Muntok White Pepper dan Provinsi Lampung Lada hitam sebagai Lampung Black Pepper yang sudah dikenal sejak sebelum Perang Dunia ke-II.
Indonesia pernah memiliki peran yang sangat penting dengan kemampuan memasok sekitar 80% dari kebutuhan lada dunia sebelum Perang Dunia II. Bahkan selama masa penjajahan Belanda pada tahun 1772, lada mampu memberikan keuntungan sebesar dua per tiga dari keuntungan yang diperoleh VOC. Kontribusi Lada (Hitam dan Putih) Indonesia di pasar dunia selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Kontribusi ekspor lada Indonesia pada kurun waktu 2004 – 2009 berkisar antara US$ 54.636.738 – 140.313.000.
Tahun 2000 Indonesia masih menempati posisi nomor 1 dunia, namun sejak Vietnam mengembangkan lada secara intensif, posisi Indonesia di pasar dunia menjadi turun. Penurunan ini juga disebabkan melemahnya daya saing akibat rendahnya produktivitas dan mutu lada nasional.



B.       TUJUAN MAKALAH

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.         Mengetahui sejarah, klasifikasi, jenis-jenis, dan manfaat dari tanaman Lada (Piper nigrum L.).
2.         Mengetahui bagaimana peranan sosial maupun peran ekonomi dari hasil tanaman Lada (Piper nigrum L.).
3.         Mengetahui prospek dan strategi pengembangan hasil tanaman Lada       (Piper nigrum L.).
4.         Mengetahui komposisi kandungan bahan utama pada tanaman Lada         (Piper nigrum L.).
5.         Mengetahui bagaimana teknik budidaya yang benar pada tanaman Lada (Piper nigrum L.).
6.         Mengetahui bagamaimana pengolahan hasil setelah panen tanaman Lada (Piper nigrum L.).
7.         Mengetahui apa saja kandungan/senyawa aktif pada tanaman Lada         (Piper nigrum L.).
8.         Mengetahui bagaimana pemasaran perdagangan hasil produksi tanaman Lada (Piper nigrum L.).



BAB II

PEMBAHASAN

A.    TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)

1.        Sejarah Lada
Tanaman lada (Piper nigrum Linn) berasal dari daerah Ghat Barat, India.  Demikian juga, tanaman lada yang sekarang banyak ditanam di Indonesia ada kemungkinan berasal dari India. Sebab pada tahun 110 SM – 600 SM banyak koloni Hindu yang datang ke Jawa. Mereka itulah yang diperkirakan membawa bibit lada ke Jawa. Pada abad XVI, tanaman lada di Indonesia baru diusahakan secara kecil-kecilan (Jawa). Tetapi pada abad XVIII, tanaman tersebut telah diusahakan secara besar-besaran.
Lada adalah termasuk salah satu jenis tanaman yang telah lama diusahakan. Dan hasilnya pun telah lama pula diperdagangkan dipasaran Eropa. Sehingga perdagangan lada di Indonesia akhirnya dikenal di seluruh penjuru dunia. Lada yang dipasarkan ke Eropa tersebut dibawa para pedagang lewat pusatpusat perdagangan seperti Persia dan Arabia, Timur tengah dan Mesir. Di muka telah diutarakan, bahwa tanaman lada telah lama diusahakan. Hal ini bisa dibuktikan, bahwa semenjak tahun 372 SM, orang Yunani telah mengenal 2 jenis lada, yakni lada hitam dan lada panjang atau cabe. Pada tahun 1290 telah diadakan pula hubungan dagang lada antara Jawa dan Cina.
Laju perdagangan lada Indonesia ini lebih pesat lagi, setelah Colombus pada 1492 bisa menemukan India Barat, di Kepulauan Timur yang banyak rempah-rempahnya. Dana kemudian disusul Vasco da Gama yang menemukan jalan baru, lewat ujung Afrika pada tahun 1498.
Pada abad pertengahan, lada merupakan raja perdagangan dan merupakan rempah-rempah yang maha penting dan berharga pada waktu itu. Bahkan bagi kerajaan Genua dan Venesia, lada menjadi sumber kekayaan, sebagai halnya minyak tanah di Indonesia dewasa ini. Karena pada waktu itu lada dianggap sangat berharga sehingga pada abad XIV dan XV, di Jerman lada tersebut dipergunakan sebagai nilai tukar seperti halnya uang. Lada juga dipergunakan untuk membayar gaji pegawai, pajak dan lain sebagainya.
2.      Klasifikasi Tanaman Lada
3.      Kingdom                     : Plantae (Tumbuhan)
4.      Subkingdom                : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
5.      Super Divisi                : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
6.      Divisi                           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
7.      Kelas                           : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
8.      Sub Kelas                    : Magnoliidae
9.      Ordo                            : Piperales
10.  Famili                          : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
11.  Genus                          : Piper
12.  Spesies                        : Piper nigrum L.
13.    Deskripsi singkat Tanaman Lada
Tumbuhan lada dapat tumbuh didaerah yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahunnya.  Lada dapat tumbuh subur pada ketinggian dibawah 600 mdpl dengan curah hujan antar 2.200 mm hingga 5.000 mm per tahunnya dengan sushu berkisar antara 20o C hingga 35o C.  Selain itu, lada membutuhkan kelembaban udara antara 60% hingga 93% dengan pH tanah berkisar antara 6 hingga 7 dengan drainase yang baik dan dihindarkan dari genangan air karena dapat membuat akarnya membusuk terutama untuk tanaman muda.  Di Indonesia sendiri lada banyak di temukan di daerah Pulau Bangka, Lampung, dan Belitung.

14.    Jenis jenis Lada
Berdasarkan perbedaan warna kulit waktu memetik dan proses pengolahannya lada dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1.      Lada Hijau
Sebenarnya lada hijau adalah lada yang dipetik saat belum terlalu tua dan warnanya masih kehijauan. Dijual dalam bentuk kering, segar dan direndam dalam larut an bumbu. Lezat untuk bumbu hidangan ayam ataupun seafood.Lada yang dipetik dipertahankan dalam bentuk basah dalam air asin dan cuka, dibekukan atau dikeringkan. Lada hijau yang dikeringkan mempunyai warna hijau yang segar, lembut dan padat. Pengeringan yang balk adalah dengan temperatur rendah. Lada hijau beku dibuat dengan cara mendinginkan pada pendingin yang dibuat dari kuningan. Proses pembuatan lada hijau yang dikemas dalam kaleng diawali dengan proses pencucian lada mentah kemudian dimasukkan kedalam kaleng yang berisi klorid,sodium solusi dengan atau tanpa kadar keasaaman yang ditambahkan. Lada hijau dengan warna hijau segar digemari orangorang Eropa.
1.      Lada Putih
Buah lada yang dipanen saat buah lada sudah sangat matang, lalu diproses dengan cara merendam dalam air yang mengalir selama kurang lebih dua minggu dan kemudian di jemur selama tiga hari sehingga kulit luarnya yang berwarna hitam mudah terkelupas dan tinggal bijinya yang putih.
2.      Lada Hitam
Buah lada yang ketika dipanen masih setengah matang dan warnanya kemerahan, tanpa direndam dan langsung dikeringkan dengan cara dijemur selama tiga hari.
4.   Lada Merah
Buah lada merah adalah jenis lada yang memiliki rasa sedikit manis dan kurang pedas.

B.     PANEN DAN PASCA PANEN

1.      Panen
Pada umur 3 tahun, tanaman sudah dapat dipanen dan pertumbuhannya mencapai ujung tiang penegak dengan ketinggian 3,5 cm. Selanjutnya hasilnya mulai bertambah sampai tanaman berumur 8 tahun, kemudian mulai menurun. Kalau tanaman dipelihara baik, tanaman masih dapat berproduksi sampai 15 tahun atau lebih.
Sejak bunga keluar sampai buah masak, memakan waktu 7-9 bulan.Buah lada yang masih muda berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan apabila sudah masak menjadi kuning kemerah-merahan.Pada tahap pembungaan dan pembuahan ini perlu diamati kemungkinan adanya serangan kepik penghisap bunga (Diplogompus hewetii) dan kepik penghisap buah Dasynus piperis. Kedua jenis hama ini sama-sama menimbulkan kehilangan langsung pada produksi lada (buah keriput, rontok, dsb).
Pemberantasan kedua jenis hama ini dapat dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida yang telah disetujui oleh Komisi Pestisida dengan frekuensi 2 - 5 kali per tahun tergantung pada berat ringannya serangan. Berdasarkan tujuannya, ada dua macam pemanenan buah lada:
1.     Pemanenan hasil untuk lada hitam.
1.1.  Kriteria petik :
        Buah sudah tua
Diketahui dengan memecahkan atau memencet/ memijit buah lada, bila keluar cairan putih maka buah lada tersebut belum bisa dipetik.
        Biasanya dalam satu dompolan,
terdiri atas buah lada merah (2%), kuning (23%)
dan hijau (75%).
1.2.  Waktu Petik
        Sesuai dengan musim panen daerah masing-masing.
        Biasanya berkisar Mei s/d September.
1.3.  Cara petik.
        Alat yang digunakan untuk panen atau pemetikan pohon lada tinggi umumnya menggunakan tangga.
        Lada dipetik dengan tangan
        Hasilnya ditampung dalam suatu wadah atau karung goni
        Panen atau pemetikan dilakukan 5 - 10 kali petik

2.     Pemanenan hasil untuk lada putih
2.1. Kriteria petik
       Buah sudah masak
        Biasanya dalam satu dompolan terdiri atas buah lada merah (18%), kuning (22%) dan hijau (60%)
2.2.  Waktu dan cara pemetikan sama seperti lada hitam





C.     POHON INDUSTRI LADA

 








D.      PENGOLAHAN TANAMAN LADA

Tahap-tahap pengolahan lada hitam adalah sebagai berikut :



1.1. Perontokan
        Untuk mempercepat perontokan atau pelepasan gagang buah lada atau dompolan, maka buah lada yang baru dipetik ditumpuk pada lantai beralas tikar dengan ketebalan tumpukan antara 30 cm sampai + 1 meter selama 2 - 3 hari. Tumpukan tersebut biasanya ditutup dengan karung.
        Setelah itu lada dipisahkan dari dompolan atau gagang dengan menggunakan saringan yang terbuat dari anyaman bambu dan ditempatkan agak tinggi serta dibawahnya ditaruh suatu wadah atau tampah sebagai penampung buah lada.
        Tangkai atau gagang dari buah yang tertinggal pada saringan bambu dipisahkan dan ditampung pada wadah khusus.
1.2.  Pengeringan.
        Buah lada yang sudah terpisah dari gagangnya, kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 3 - 7 hari tergantung dari keadaan cuaca.
        Pengeringan buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar, tampah atau plastik. Untuk meningkatkan efisiensi pengeringan dan mencegah pengotoran lada, pengeringan dapat diperbaiki dengan mempergunakan lantai pengeringan yang dibuat lebih tinggi dari tanah.
        Pada waktu proses pengeringan, tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan ketebalan tumpukan 10 cm menggunakan garuk dari kayu agar pengeringan lebih cepat dan merata.
        Penentuan akhir dari pengeringan lada dapat dilakukan secara organoleptik yaitu dengan diraba atau dipijat dengan jari tangan dimana lada dianggap kering bila dipijat memberikan suara menggeretak dan pecah. Di samping itu dapat juga dilakukan dengan alat pengukur kadar air, sesuai dengan kadar air yang diinginkan.

1.3.  Pembersihan dan Sortasi
Lada kering kemudian ditampi dengan tampah, yaitu untuk membuang bahan-bahan yang ringan serta benda asing lainnya seperti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng.
1.4.  Pengemasan dan Penyimpanan
        Lada kering yang telah bersih kemudian dimasukkan dalam karung atau wadah penyimpanan lain yang kuat dan bersih.
        Karung atau wadah tersebut kemudian disimpan diruangan penyimpanan yang kering dan tidak lembab (± 70 %), dengan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi ± 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai.
Untuk pengolahan hasil lada hitam, dari 100 kg lada basah yang masih bergagang diperoleh lada basah tanpa gagang antara 70 - 80 kg atau rata-rata 80 kg serta selanjutnya akan diperoleh lada hitam kering sebanyak antara 25 - 33 kg atau rata-rata 31 kg.
2.      Balsam Lada
Salah satu sediaan obat yang dapat dibuat dari minyak ladaadalah balsam lada dalam bentuk krim. Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60 %. Pemilihan pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki, sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid, setasium, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolamin stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, polietilenglikol dan sabun.Basis krim yang baik untuk bahan aktif dari ekstrak lada hitam, mentol dan minyak gandapura adalah vanishing Cream) karena komposisi didalamnya mempunyai kandungan air 75 %.



















Gambar 3 : Bagan Alir Proses Pengolahan lada Hitam
3.      Lada Putih
Tahap-tahap pengolahan hasil lada putih adalah sebagai berikut:
3.2.1.   Perendaman.
         Buah lada masak yang baru dipetik dimasukkan dalam karung goni direndam dalam bak yang airnya mengalir selama 7 - 10 hari atau rata-rata 8 hari untuk melunakkan kulit buah supaya mudah terlepas dari biji.
         Pada tahap ini perlu diperhatikan, bahwasannya air rendaman harus bersih dan mengalir, agar dihasilkan lada yang baik (putih bersih). Penggunaan air rendaman yang kotor dan tidak mengalir akanmenghasilkan lada putih yang kurang baik (kotor, warna abu-abu atau kecoklatan).
3.2.2.   Pembersihan atau Pencucian
         Lada hasil rendaman, dikeluarkan dari karung dan dimasukkan dalam tampah atau ember, lalu kulitnya dipisahkan dari biji dengan menggunakan tangan.
         Kemudian lada tersebut dimasukkan dalam karung atau bakul pada air mengalir sambil digoyang-goyang supaya kulit hanyut atau terbuang ke luar.
         Setelah biji bersih dari kulit dan tangkai buah, kemudian lada ditiriskan sampai airnya tidak menetes lagi.
         Buah lada bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 3 - 7 hari, sampai cukup kering.
         Pengeringan buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar atau tampah/plastik atau mempergunakan lantai penjemuran yang dibuat lebih tinggi agar lebih efektif.

D.      MANFAAT DAN KANDUNGAN GIZI PADA LADA

1.      Bumbu masakan
Seperti diketahui lada merupakan salah satu bumbu masakan yang sering digunakan dalam kuliner Indonesia.Di Rumah tangga, restoran, warung makan, bahkan di industri-industri makanan jadi seperti pabrik mi dan nugget, lada original sering digunakan sebagai bumbu masakan.Lada selain berfungsi sebagai penyedap rasa dan aroma, juga memiliki rasa pedas. Bila cabai hanya menimbulkan rasa pedas, lada selain pedas juga ada rasa dan aroma lain sehingga masakan menjadi lebih lezat dan istimewa. Hal tersebut  disebabkan karena kandungan resin, piperin, amidon, yang ada pada lada tetapi tidak ada pada jenis-jenis cabai.
2.      Obat
Lada juga dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan obat, baik obat tradisional maupun obatobatan modern. Dosis yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan berbeda-beda, tergantung pada jenis obat yang akan dibuat. Untuk obat tradisional biasanya menggunakan lada dengan dosis yang sedikit dan dalam bentuk bubuk, sedang obat-obatan yang dikemas secara modern biasanya berbentuk tablet atau bubuk yang dikemas dalam kapsul.Salah satu jenis obat berbentuk salep biasanya juga mengandung lada. Balsem atau obat gosok menggunakan lada dalam dosis lebih banyak dibanding obat jenis lain karena balsem memerlukan bahan panas dan pedas yang lebih banyak. Aroma dan rasa pedas dari lada hitam ternyata paling tajam dibandingkan jenis lada lainnya.Lada juga merupakan rempah yang bernilai tinggi karena dapat meningkatkan sekresi atau pengeluaran asam hidroldorik yang berguna untuk meningkatkan fungsi pencernaan.
3.      Minuman dan penghangat tubuh
Lada dimanfaatkan masyarakat Eropa dan daerah Kutub untuk membuat minuman, baik minuman beralkohol maupun non alkohol yang berfungsi sebagai penghangat tubuh.yaitu berfungsi untuk menjagi suhu tubuh agar tetap normal, meskipun suhu udara kurang dari 0 derajat celcius.
4.      Pembuatan parfum
Lada yang dimanfaatkan sebagai parfum hanya lada hitam karena lada ini masih memiliki kulit luar yang mengandung resin untuk disuling dan diambil minyaknya. Minyak hasil penyulingan tersebut beraroma mcrangsang dan eksklusif sehingga digunakan sebagai bahan dasar/bibit pembuatan parfum.Dalam pembuatan parfum minyak lada dicampur dengan bahan-bahan lain yang diperlukan sehingga memenuhi syarat sebagai parfum.Pada umumnya, parfum minyak lada dikenal sebagai produk yang mahal dan eksklusif, yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah ke atas.


Kandungan gizi lada antara lain zat besi(Fe), vitamin K, dan mangan. Lada juga mengandung zat-zat piperin, piperidin, pati.protein. lemak, asam-piperat, chavisin dan minyak terbang (felanden, kariolilen, terpen-terpen). Mempunyai sifat kimia pedas dan beraroma sangat khas.Lada mengandung beberapa jenis zat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Beberapa jenis zat tersebut ada yang jarang ditemui pada buah ataupun umbi tanaman lain, yakni eteris, resin dan alkaloid (piperin). Eteris adalah sejenis minyak yang dapat memberikan aroma sedap dan rasa enak bila digunakan sebagai bumbu masakan. Resin adalah zat yang dapat memberikan aroma harum dan khas bila dipakai sebagai bumbu atau parfum. Sedangkan alkaloid (piperin) adalah sejenis zat yang dapat disamakan dengan nikotin, arecoline dan conicine yang akan berdampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan.





BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Tanaman Rosella Hibiscus Sabdariffa L. berasal dari Amerika Serikat, dalam pertumbuhannya mempunyai kemampuan adaptasi terhadap faktor lingkungan yang tinggi sehingga dapat tumbuh baik di daerah tropis maupun sub tropis. Kelopak bunga rosella merah dipanen setelah mencapai ukuran optimal.Sedangkan pasca panen Rosella terdiri dari sortasi, pencucian, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan penyimpanan.
Ditinjau dari kandungan kimia dan zat gizi kelopak bunga Rosella mengandung macam senyawa kimia seperti asam-asam organik, misalnya asam sitrat, asam malat, anthocyanin, hisbicin, flavonoid dan lain-lain, yang telah dibuktikan secara empiris dapat menyembuhkan: penyakit kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan lain-lain. Zat gizinya juga sangat komplit seperti: Vitamin A (betakaroten), Vitamin B, protein, lemak, kalsium dan lain-lain. Oleh karena itu tanaman Rosella mempunyai peluang untuk dikembangkan di Indonesia sebagai satu tanaman unggulan agribisnis, baik dalam skala usaha rumah tangga petani maupun perusahaan, dan mempunyai prospek yang baik dikembangkan sebagai tanaman obat tradisional.

B.     SARAN

Terdapat banyak manfaat dalam teh herbal rosella diantaranya adalah anti oksidan anti kanker,dan anti hipertensi.

 




DAFTAR  PUSTAKA

Asosiasi Eksportir Lada Indonesia. 2004. Indonesian Country Paper for the 35th Pepper Exporters Meeting, Yogyakarta, Indonesia, 27 September 2004, International Pepper Community, Jakarta.
Bunasor.1990.Jaringan Kerja Sama AntarSubsistem dalam Pengembangan Sistem
Agribisnis Hortikultura.Makalah pada LatihanMetodologi dan Manajemen Penelitian dan Pengembangan Pola Usaha Tani Hortikultura.20 hlm.
Dhalimi, A., M. Syakir, dan A. Wahyudi. 1996.Pola tanam lada. Monograf Tanaman Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.hlm. 76-79.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.2002. Statistik Perkebunan Indonesia.Lada.Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta. hlm. 11-31.
International Pepper Community. 2004. Reportof 35th Pepper Exporters Meeting, Yogyakarta, Indonesia, 27 September 2004, 4 pp.IPC, Jakarta.
Kemala, S. 1996. Prospek dan pengusahaan lada.Monograf Tanaman Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.hlm.12-17.
Mahmud, Z., S. Kemala, S. Damanik, dan Y.Ferry. 2003. Profil komoditas lada. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,Bogor.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. 188 hlm.



terima kasih
Follow my IG: _mithagayatri17 or mithyoon_

Comments