BIJI LADA
Semoga bermanfaat untuk Murid-murid, siswa-siswa, Mahasiswa, dan semua orang yang membutuhkannya 😁🤞
HALAMAN JUDUL
MAKALAH
AGROINDUSTRI PERKEBUNAN
“TANAMAN LADA (Piper
nigrum L.)”
OLEH:
MITHA GAYATRI
16 22 060 487
POLITEKNIK PERTANIAN
NEGERI PANGKEP
2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur yang tak hingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunianya serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini berjudul MAKALAH AGROINDUSTRI PERKEBUNAN pada tanaman LADA(Piper
nigrum L.)bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Agroindustri Tanaman Pangan dan Hortikultura semester VI.
Demikian makalah ini telah penulis selesaikan ,semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Mandalle,
18 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lada (Piper nigrum L.)
merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting diantara rempah-rempah lainnya
(King of Spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan
devisa negara maupun dari segi kegunaannya yang sangat khas dan tidak dapat
digantikan dengan rempah lainnya.
Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting
dalam perdagangan lada dunia. Pasokan lada Indonesia dalam perdagangan dunia
dipenuhi dari Provinsi Bangka Belitung yaitu Lada Putih dengan sebutan Muntok
White Pepper dan Provinsi Lampung Lada hitam sebagai Lampung Black Pepper
yang sudah dikenal sejak sebelum Perang Dunia ke-II.
Indonesia pernah
memiliki peran yang sangat penting dengan kemampuan memasok sekitar 80% dari
kebutuhan lada dunia sebelum Perang Dunia II. Bahkan selama masa penjajahan
Belanda pada tahun 1772, lada mampu memberikan keuntungan sebesar dua per tiga
dari keuntungan yang diperoleh VOC. Kontribusi Lada (Hitam dan Putih) Indonesia
di pasar dunia selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Kontribusi ekspor
lada Indonesia pada kurun waktu 2004 – 2009 berkisar antara US$ 54.636.738 –
140.313.000.
Tahun 2000 Indonesia
masih menempati posisi nomor 1 dunia, namun sejak Vietnam mengembangkan lada
secara intensif, posisi Indonesia di pasar dunia menjadi turun. Penurunan ini
juga disebabkan melemahnya daya saing akibat rendahnya produktivitas dan mutu
lada nasional.
B. TUJUAN MAKALAH
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui
sejarah, klasifikasi, jenis-jenis, dan manfaat dari tanaman Lada (Piper nigrum L.).
2.
Mengetahui
bagaimana peranan sosial maupun peran ekonomi dari hasil tanaman Lada (Piper nigrum L.).
3.
Mengetahui
prospek dan strategi pengembangan hasil tanaman Lada (Piper nigrum L.).
4.
Mengetahui
komposisi kandungan bahan utama pada tanaman Lada (Piper
nigrum L.).
5.
Mengetahui
bagaimana teknik budidaya yang benar pada tanaman Lada (Piper nigrum L.).
6.
Mengetahui
bagamaimana pengolahan hasil setelah panen tanaman Lada (Piper nigrum L.).
7.
Mengetahui apa
saja kandungan/senyawa aktif pada tanaman Lada (Piper nigrum L.).
8.
Mengetahui
bagaimana pemasaran perdagangan hasil produksi tanaman Lada (Piper nigrum L.).
BAB II
PEMBAHASAN
A. TANAMAN LADA (Piper nigrum L.)
1.
Sejarah Lada
Tanaman lada (Piper nigrum Linn) berasal
dari daerah Ghat Barat, India. Demikian juga, tanaman lada yang sekarang
banyak ditanam di Indonesia ada kemungkinan berasal dari India. Sebab pada
tahun 110 SM – 600 SM banyak koloni Hindu yang datang ke Jawa. Mereka itulah yang
diperkirakan membawa bibit lada ke Jawa. Pada abad XVI, tanaman lada di
Indonesia baru diusahakan secara kecil-kecilan (Jawa). Tetapi pada abad XVIII,
tanaman tersebut telah diusahakan secara besar-besaran.
Lada adalah termasuk salah satu jenis
tanaman yang telah lama diusahakan. Dan hasilnya pun telah lama pula
diperdagangkan dipasaran Eropa. Sehingga perdagangan lada di Indonesia akhirnya
dikenal di seluruh penjuru dunia. Lada yang dipasarkan ke Eropa tersebut dibawa
para pedagang lewat pusatpusat perdagangan seperti Persia dan Arabia, Timur
tengah dan Mesir. Di muka telah diutarakan, bahwa tanaman lada telah lama
diusahakan. Hal ini bisa dibuktikan, bahwa semenjak tahun 372 SM, orang Yunani
telah mengenal 2 jenis lada, yakni lada hitam dan lada panjang atau cabe. Pada
tahun 1290 telah diadakan pula hubungan dagang lada antara Jawa dan Cina.
Laju perdagangan lada Indonesia ini lebih
pesat lagi, setelah Colombus pada 1492 bisa menemukan India Barat, di Kepulauan
Timur yang banyak rempah-rempahnya. Dana kemudian disusul Vasco da Gama yang
menemukan jalan baru, lewat ujung Afrika pada tahun 1498.
Pada abad pertengahan, lada merupakan raja perdagangan dan merupakan
rempah-rempah yang maha penting dan berharga pada waktu itu. Bahkan bagi
kerajaan Genua dan Venesia, lada menjadi sumber kekayaan, sebagai halnya minyak
tanah di Indonesia dewasa ini. Karena pada waktu itu lada dianggap sangat
berharga sehingga pada abad XIV dan XV, di Jerman lada tersebut dipergunakan
sebagai nilai tukar seperti halnya uang. Lada juga dipergunakan untuk membayar
gaji pegawai, pajak dan lain sebagainya.
2.
Klasifikasi Tanaman Lada
3. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
4. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
5. Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
6. Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
7. Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
8. Sub Kelas : Magnoliidae
9. Ordo : Piperales
10. Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
11. Genus :
Piper
12. Spesies : Piper
nigrum L.
13.
Deskripsi
singkat Tanaman Lada
Tumbuhan lada dapat tumbuh didaerah yang memiliki
iklim tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahunnya. Lada dapat
tumbuh subur pada ketinggian dibawah 600 mdpl dengan curah hujan antar 2.200 mm
hingga 5.000 mm per tahunnya dengan sushu berkisar antara 20o C
hingga 35o C. Selain itu, lada membutuhkan kelembaban
udara antara 60% hingga 93% dengan pH tanah berkisar antara 6 hingga 7 dengan
drainase yang baik dan dihindarkan dari genangan air karena dapat membuat
akarnya membusuk terutama untuk tanaman muda. Di Indonesia sendiri lada
banyak di temukan di daerah Pulau Bangka, Lampung, dan Belitung.
14.
Jenis jenis Lada
Berdasarkan perbedaan warna kulit waktu memetik dan
proses pengolahannya lada dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
1.
Lada Hijau
Sebenarnya lada
hijau adalah lada yang dipetik saat belum terlalu tua dan warnanya masih
kehijauan. Dijual dalam bentuk kering, segar dan direndam dalam larut an bumbu.
Lezat untuk bumbu hidangan ayam ataupun seafood.Lada yang dipetik dipertahankan
dalam bentuk basah dalam air asin dan cuka, dibekukan atau dikeringkan. Lada
hijau yang dikeringkan mempunyai warna hijau yang segar, lembut dan padat.
Pengeringan yang balk adalah dengan temperatur rendah. Lada hijau beku dibuat
dengan cara mendinginkan pada pendingin yang dibuat dari kuningan. Proses
pembuatan lada hijau yang dikemas dalam kaleng diawali dengan proses pencucian
lada mentah kemudian dimasukkan kedalam kaleng yang berisi klorid,sodium solusi
dengan atau tanpa kadar keasaaman yang ditambahkan. Lada hijau dengan warna
hijau segar digemari orangorang Eropa.
1.
Lada Putih
Buah lada yang
dipanen saat buah lada sudah sangat matang, lalu diproses dengan cara merendam
dalam air yang mengalir selama kurang lebih dua minggu dan kemudian di jemur
selama tiga hari sehingga kulit luarnya yang berwarna hitam mudah terkelupas
dan tinggal bijinya yang putih.
2. Lada Hitam
Buah lada yang
ketika dipanen masih setengah matang dan warnanya kemerahan, tanpa direndam dan
langsung dikeringkan dengan cara dijemur selama tiga hari.
4. Lada Merah
Buah lada merah adalah jenis lada yang memiliki rasa
sedikit manis dan kurang pedas.
B. PANEN DAN PASCA PANEN
1.
Panen
Pada umur 3 tahun,
tanaman sudah dapat dipanen dan pertumbuhannya mencapai ujung tiang penegak
dengan ketinggian 3,5 cm. Selanjutnya hasilnya mulai bertambah sampai tanaman
berumur 8 tahun, kemudian mulai menurun. Kalau tanaman dipelihara baik, tanaman
masih dapat berproduksi sampai 15 tahun atau lebih.
Sejak bunga keluar
sampai buah masak, memakan waktu 7-9 bulan.Buah lada yang masih muda berwarna
hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua dan apabila sudah masak menjadi
kuning kemerah-merahan.Pada tahap pembungaan dan pembuahan ini perlu diamati
kemungkinan adanya serangan kepik penghisap bunga (Diplogompus hewetii) dan kepik penghisap buah Dasynus piperis. Kedua jenis hama ini sama-sama menimbulkan
kehilangan langsung pada produksi lada (buah keriput, rontok, dsb).
Pemberantasan kedua
jenis hama ini dapat dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida yang telah
disetujui oleh Komisi Pestisida dengan frekuensi 2 - 5 kali per tahun
tergantung pada berat ringannya serangan. Berdasarkan tujuannya, ada dua macam
pemanenan buah lada:
1. Pemanenan hasil untuk lada hitam.
1.1.
Kriteria petik :
•
Buah
sudah tua
Diketahui dengan memecahkan atau memencet/
memijit buah lada, bila keluar cairan putih maka buah lada tersebut belum bisa
dipetik.
•
Biasanya
dalam satu dompolan,
terdiri atas buah lada merah (2%), kuning
(23%)
dan hijau (75%).
1.2.
Waktu Petik
•
Sesuai
dengan musim panen daerah masing-masing.
•
Biasanya
berkisar Mei s/d September.
1.3.
Cara petik.
•
Alat
yang digunakan untuk panen atau pemetikan pohon lada tinggi umumnya menggunakan
tangga.
•
Lada
dipetik dengan tangan
•
Hasilnya
ditampung dalam suatu wadah atau karung goni
•
Panen
atau pemetikan dilakukan 5 - 10 kali petik
2. Pemanenan hasil untuk lada putih
2.1. Kriteria petik
• Buah sudah masak
•
Biasanya
dalam satu dompolan terdiri atas buah lada merah (18%), kuning (22%) dan hijau
(60%)
2.2.
Waktu dan cara pemetikan sama seperti lada hitam
C.
POHON INDUSTRI LADA
D. PENGOLAHAN TANAMAN
LADA
Tahap-tahap
pengolahan lada hitam adalah sebagai berikut :
1.1.
Perontokan
•
Untuk
mempercepat perontokan atau pelepasan gagang buah lada atau dompolan, maka buah
lada yang baru dipetik ditumpuk pada lantai beralas tikar dengan ketebalan
tumpukan antara 30 cm sampai + 1 meter selama 2 - 3 hari. Tumpukan
tersebut biasanya ditutup dengan karung.
•
Setelah
itu lada dipisahkan dari dompolan atau gagang dengan menggunakan saringan yang
terbuat dari anyaman bambu dan ditempatkan agak tinggi serta dibawahnya ditaruh
suatu wadah atau tampah sebagai penampung buah lada.
•
Tangkai
atau gagang dari buah yang tertinggal pada saringan bambu dipisahkan dan
ditampung pada wadah khusus.
1.2. Pengeringan.
•
Buah
lada yang sudah terpisah dari gagangnya, kemudian dijemur dibawah sinar
matahari selama 3 - 7 hari tergantung dari keadaan cuaca.
•
Pengeringan
buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar, tampah atau plastik. Untuk
meningkatkan efisiensi pengeringan dan mencegah pengotoran lada, pengeringan
dapat diperbaiki dengan mempergunakan lantai pengeringan yang dibuat lebih
tinggi dari tanah.
•
Pada
waktu proses pengeringan, tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan
ketebalan tumpukan 10 cm menggunakan garuk dari kayu agar pengeringan lebih
cepat dan merata.
•
Penentuan
akhir dari pengeringan lada dapat dilakukan secara organoleptik yaitu dengan
diraba atau dipijat dengan jari tangan dimana lada dianggap kering bila dipijat
memberikan suara menggeretak dan pecah. Di samping itu dapat juga dilakukan
dengan alat pengukur kadar air, sesuai dengan kadar air yang diinginkan.
1.3. Pembersihan dan Sortasi
Lada kering kemudian ditampi dengan tampah,
yaitu untuk membuang bahan-bahan yang ringan serta benda asing lainnya seperti
tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng.
1.4. Pengemasan dan Penyimpanan
•
Lada
kering yang telah bersih kemudian dimasukkan dalam karung atau wadah
penyimpanan lain yang kuat dan bersih.
•
Karung
atau wadah tersebut kemudian disimpan diruangan penyimpanan yang kering dan
tidak lembab (± 70 %), dengan diberi alas dari bambu atau
kayu setinggi ± 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian
bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai.
Untuk pengolahan hasil lada hitam, dari 100 kg
lada basah yang masih bergagang diperoleh lada basah tanpa gagang antara 70 -
80 kg atau rata-rata 80 kg serta selanjutnya akan diperoleh lada hitam kering
sebanyak antara 25 - 33 kg atau rata-rata 31 kg.
2.
Balsam Lada
Salah satu sediaan
obat yang dapat dibuat dari minyak ladaadalah balsam lada dalam bentuk krim.
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak
kurang dari 60 %. Pemilihan pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat
krim yang dikehendaki, sebagai zat pengemulsi dapat digunakan emulgid,
setasium, setil alcohol, stearil alcohol, trietanolamin stearat dan golongan sorbitan,
polisorbat, polietilenglikol dan sabun.Basis krim yang baik untuk bahan aktif
dari ekstrak lada hitam, mentol dan minyak gandapura adalah vanishing Cream)
karena komposisi didalamnya mempunyai kandungan air 75 %.
Gambar
3 : Bagan Alir Proses Pengolahan lada Hitam
3.
Lada
Putih
Tahap-tahap
pengolahan hasil lada putih adalah sebagai berikut:
3.2.1. Perendaman.
•
Buah
lada masak yang baru dipetik dimasukkan dalam karung goni direndam dalam bak
yang airnya mengalir selama 7 - 10 hari atau rata-rata 8 hari untuk melunakkan
kulit buah supaya mudah terlepas dari biji.
•
Pada
tahap ini perlu diperhatikan, bahwasannya air rendaman harus bersih dan
mengalir, agar dihasilkan lada yang baik (putih bersih). Penggunaan air
rendaman yang kotor dan tidak mengalir akanmenghasilkan lada putih yang kurang
baik (kotor, warna abu-abu atau kecoklatan).
3.2.2. Pembersihan
atau Pencucian
•
Lada
hasil rendaman, dikeluarkan dari karung dan dimasukkan dalam tampah atau ember,
lalu kulitnya dipisahkan dari biji dengan menggunakan tangan.
•
Kemudian
lada tersebut dimasukkan dalam karung atau bakul pada air mengalir sambil
digoyang-goyang supaya kulit hanyut atau terbuang ke luar.
•
Setelah
biji bersih dari kulit dan tangkai buah, kemudian lada ditiriskan sampai airnya
tidak menetes lagi.
•
Buah
lada bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 3 - 7 hari, sampai
cukup kering.
•
Pengeringan
buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar atau tampah/plastik atau
mempergunakan lantai penjemuran yang dibuat lebih tinggi agar lebih efektif.
D. MANFAAT DAN
KANDUNGAN GIZI PADA LADA
1.
Bumbu masakan
Seperti diketahui lada merupakan
salah satu bumbu masakan yang sering digunakan dalam kuliner Indonesia.Di Rumah
tangga, restoran, warung makan, bahkan di industri-industri makanan jadi
seperti pabrik mi dan nugget, lada original sering digunakan sebagai bumbu
masakan.Lada selain berfungsi sebagai penyedap rasa dan aroma, juga memiliki
rasa pedas. Bila cabai hanya menimbulkan rasa pedas, lada selain pedas juga ada
rasa dan aroma lain sehingga masakan menjadi lebih lezat dan istimewa. Hal
tersebut disebabkan karena kandungan
resin, piperin, amidon, yang ada pada lada tetapi tidak ada pada jenis-jenis
cabai.
2.
Obat
Lada juga dimanfaatkan sebagai
bahan campuran pembuatan obat, baik obat tradisional maupun obatobatan modern.
Dosis yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan berbeda-beda, tergantung pada
jenis obat yang akan dibuat. Untuk obat tradisional biasanya menggunakan lada
dengan dosis yang sedikit dan dalam bentuk bubuk, sedang obat-obatan yang
dikemas secara modern biasanya berbentuk tablet atau bubuk yang dikemas dalam
kapsul.Salah satu jenis obat berbentuk salep biasanya juga mengandung lada.
Balsem atau obat gosok menggunakan lada dalam dosis lebih banyak dibanding obat
jenis lain karena balsem memerlukan bahan panas dan pedas yang lebih banyak.
Aroma dan rasa pedas dari lada hitam ternyata paling tajam dibandingkan jenis lada
lainnya.Lada juga merupakan rempah yang bernilai tinggi karena dapat
meningkatkan sekresi atau pengeluaran asam hidroldorik yang berguna untuk
meningkatkan fungsi pencernaan.
3.
Minuman dan penghangat tubuh
Lada dimanfaatkan masyarakat Eropa
dan daerah Kutub untuk membuat minuman, baik minuman beralkohol maupun non
alkohol yang berfungsi sebagai penghangat tubuh.yaitu berfungsi untuk menjagi
suhu tubuh agar tetap normal, meskipun suhu udara kurang dari 0 derajat
celcius.
4.
Pembuatan parfum
Lada yang dimanfaatkan sebagai
parfum hanya lada hitam karena lada ini masih memiliki kulit luar yang
mengandung resin untuk disuling dan diambil minyaknya. Minyak hasil penyulingan
tersebut beraroma mcrangsang dan eksklusif sehingga digunakan sebagai bahan
dasar/bibit pembuatan parfum.Dalam pembuatan parfum minyak lada dicampur dengan
bahan-bahan lain yang diperlukan sehingga memenuhi syarat sebagai parfum.Pada
umumnya, parfum minyak lada dikenal sebagai produk yang mahal dan eksklusif,
yang diperuntukkan bagi golongan masyarakat menengah ke atas.
Kandungan gizi
lada antara lain zat besi(Fe), vitamin K, dan mangan. Lada juga mengandung
zat-zat piperin, piperidin, pati.protein. lemak, asam-piperat, chavisin dan
minyak terbang (felanden, kariolilen, terpen-terpen). Mempunyai sifat kimia
pedas dan beraroma sangat khas.Lada mengandung beberapa jenis zat yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Beberapa jenis zat tersebut ada yang jarang ditemui
pada buah ataupun umbi tanaman lain, yakni eteris, resin dan alkaloid
(piperin). Eteris adalah sejenis minyak yang dapat memberikan aroma sedap dan
rasa enak bila digunakan sebagai bumbu masakan. Resin adalah zat yang dapat
memberikan aroma harum dan khas bila dipakai sebagai bumbu atau parfum.
Sedangkan alkaloid (piperin) adalah sejenis zat yang dapat disamakan dengan
nikotin, arecoline dan conicine yang akan berdampak negatif jika dikonsumsi
secara berlebihan.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tanaman Rosella Hibiscus
Sabdariffa L. berasal dari Amerika Serikat, dalam pertumbuhannya mempunyai
kemampuan adaptasi terhadap faktor lingkungan yang tinggi sehingga dapat tumbuh
baik di daerah tropis maupun sub tropis. Kelopak bunga rosella merah dipanen
setelah mencapai ukuran optimal.Sedangkan pasca panen Rosella
terdiri dari sortasi, pencucian, pengeringan, sortasi kering, pengemasan, dan
penyimpanan.
Ditinjau dari kandungan kimia dan zat gizi kelopak
bunga Rosella mengandung macam senyawa kimia seperti asam-asam organik,
misalnya asam sitrat, asam malat, anthocyanin, hisbicin, flavonoid dan
lain-lain, yang telah dibuktikan secara empiris dapat menyembuhkan: penyakit
kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah dan lain-lain.
Zat gizinya juga sangat komplit seperti: Vitamin A (betakaroten), Vitamin B,
protein, lemak, kalsium dan lain-lain. Oleh karena itu tanaman Rosella
mempunyai peluang untuk dikembangkan di Indonesia sebagai satu tanaman unggulan
agribisnis, baik dalam skala usaha rumah tangga petani maupun perusahaan, dan
mempunyai prospek yang baik dikembangkan sebagai tanaman obat tradisional.
B. SARAN
Terdapat banyak manfaat dalam teh herbal
rosella diantaranya adalah anti oksidan anti kanker,dan anti hipertensi.
DAFTAR
PUSTAKA
Asosiasi Eksportir Lada Indonesia. 2004. Indonesian Country
Paper for the 35th Pepper Exporters Meeting, Yogyakarta, Indonesia,
27 September 2004, International Pepper Community, Jakarta.
Bunasor.1990.Jaringan Kerja Sama AntarSubsistem dalam
Pengembangan Sistem
Agribisnis Hortikultura.Makalah pada LatihanMetodologi dan Manajemen Penelitian dan Pengembangan Pola Usaha Tani Hortikultura.20 hlm.
Agribisnis Hortikultura.Makalah pada LatihanMetodologi dan Manajemen Penelitian dan Pengembangan Pola Usaha Tani Hortikultura.20 hlm.
Dhalimi, A., M. Syakir, dan A. Wahyudi. 1996.Pola tanam
lada. Monograf Tanaman Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
Bogor.hlm. 76-79.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan.2002.
Statistik Perkebunan Indonesia.Lada.Direktorat Jenderal Bina Produksi
Perkebunan, Jakarta. hlm. 11-31.
International Pepper Community. 2004. Reportof 35th Pepper
Exporters Meeting, Yogyakarta, Indonesia, 27 September 2004, 4 pp.IPC, Jakarta.
Kemala, S. 1996. Prospek dan pengusahaan lada.Monograf
Tanaman Lada. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.hlm.12-17.
Mahmud, Z., S. Kemala, S. Damanik, dan Y.Ferry. 2003.
Profil komoditas lada. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,Bogor.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus
Bisnis. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. 188 hlm.
Pustaka Utama, Jakarta. 188 hlm.
Follow my IG: _mithagayatri17 or mithyoon_
Comments
Post a Comment